Mungkin hanya ada satu-satunya di Kota Mataram masyarakatnya
yang masih menjaga tradisi sasak yang berupa
tradisi Rebo Bontong. Masyarakat tersebut terletak di tengah-tengah Kota
Mataram atau tepatnya di Kelurahan Dasan
Agung. Masyarakat ini bisa dikatakan Jantungnya Dasan Agung atau masyarakat
luar menyebutnya sebagai Betawinya
Mataram. Masyarakat tersebut bertempat tinggal di Lingkungan Gapuk.
Ini bukan hisapan jempol belaka, disaat masyarakat sasak
sendiri telah melupakan atau malah sengaja melupakan trasidi Rebo Bontong itu,
justru Masyarakat Lingkungan Gapuk tetap mempertahankan tradis yang turun
temurun tersebut hingga sekarang.
Hal ini di lakukan siang tadi, Rabu(9/1/2013) bertempat di
pinggir sungai Kali Jangkoq yang masih masuk wilayah Lingkungan Gapuk. Kalau
biasanya perayaan Rebo bontong itu dilakukan dengan biasa-biasa saja berupa
kumpul-kumpul dengan keluarga, sahabat dan handai tolan sambil memakan makanan
yang dibawa dari rumah atau dengan berbelanja pada pedagang dadakan yang menyediakan berbagai macam snack
dan makanan khas sasak berupa Pelecing, maka untuk Rebo Bontong kali ini ada sedikit
berbeda dan tumben ada panggung hiburan.
Kalau melihat pada panggung hiburan yang didirikan, spanduk
yang terpasang dan bendera kuning yang berkibar di lokasi maka orang pasti akan
mengira Ini pasti gawe salah satu partai atau ada kampanye tersembunyi.
Perkiraan orang bisa benar bisa juga salah itu tergantung masing-masing orang
(orang bejo pasti tahu). Hehehe
G penting apakah panggung yang didirikan ada nuansa
politiknya walaupun di balut dengan pernak-pernik warna kuning, yang penting
adalah perayaan Rebo Bontong kali ini bisa meriah dan masyarakat Gapuk dan
sekitarnya bisa happy.
Dan kayaknya kita perlu memberikan apresiasi kepada ketua
panitia Johan Rahmatullah beserta team
dari remaja Gapuk yang telah menyiapkan segala
sesuatu demi kelancaran acara selama 3 hari dan yang telah
menghadirkan Bapak Wakil Walikota
Mataram H. Mohan Roliskana, SH.
Oh ya! Rebo Bontong
yang dilakukan masyarakat sasak biasanya dilakukan ketika akan mendekati
perayaan maulid Nabi Muhammad SAW atau tepatnya hari Rebo terakhir di bulan
Safar, masyarakat biasanya berkumpul
bareng kemudian mandi bersama-sama di sungai. Kalau dulu air sungai kali
jangkoq cukup bersih dan bening tapi sekarang warnanya dah coklat plus banyak
sampah.(Alfuad Gapuki)
FOTO
SUASANA REBO BONTONG bisa diilihat dengan KLIK
DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar