Tidak ada
kata lelah dalam kamus santri PUA(Pesantren Ulil Albab), walaupun sibuk dan
letih dengan kegiatan rutinitas perkuliahan di kampus, semangat dan cinta
terhadapat agama dan mengharapkan Ridho Illahi yang membuat tenaga para santri
PUA kembali menggelora. Hal ini di buktikan dengan mengikuti kegiatan tablig
tiap akhir pekan.
Biasanya
tiap hari sabtu sore kebanyakan santri yang ngekost di sekitar Babarsari akan
berkumpul dulu di Masjid Ksatria Taqwa atau di Kostnya Mas Sutrisno untuk
berangkat bareng jalan kaki melewati persawah penduduk menuju Pondok Pesantren
Tercinta Ulil Albab Mundusaren. Kalau sudah sampai di PUA kita kembali menunggu
teman-teman yang akan ikut. Bila sudah merasa mencukupi yang ikut kita langsung
berangkat menggunakan mobil Kijang Kuning Kotak 1982
Milik Almarhum Bapak Prof.Dr. Sugianto Padmo dan mobil bapak Drs. Ustadz Muhammad Mustafa.
Setelah
tiba di kalasan kita diturunkan di setiap masji secera beregu dengan
masing-masing regu terdiri dari 2 orang. Dari dua orang tersebut, salah satu akan
mengisi kultum setelah Maghrib sampae datangnya
waktu isya’. Setelah selesai menunaikan sholat isya’ kembali akan dijemput oleh
mobil kemudian di bawa kerumahnya Bapak Margono untuk menikmati makanan ringan
dan teh manis. Dirumahnya bapak Margono kita biasanya saling menceritakan
pengalaman waktu mengisi kultum atau cerita-cerita lucu.
Puas
dengan menikmati hidangan yang di sajikan oleh bapak Margono, kembali kita
menaiki mobil untuk berangkat pulang menuju PUA. Sesampai di PUA kita disambut dengan
senyuman oleh Bapak dan Ibu Drs.Muhammad Mustofa sambil tidak lupa mempersilahkan
untuk menikmati makan malam ala kadarnya.
Terasa sungguh sangat nikmat dan berharga hidup ini, walaupun kita sebagai anak kost yang jauh dari orang tua namun dengan senyuman dan sambutan yang hangat yang diberikan oleh bapak dan ibu Drs. Muhammad Mustafa membuat hati ini terasa berada di rumah sendiri bersama orang tua. Kenangan itu terasa hingga kini dan tak bisa terlupakan. (Suwarno, ST)
Terasa sungguh sangat nikmat dan berharga hidup ini, walaupun kita sebagai anak kost yang jauh dari orang tua namun dengan senyuman dan sambutan yang hangat yang diberikan oleh bapak dan ibu Drs. Muhammad Mustafa membuat hati ini terasa berada di rumah sendiri bersama orang tua. Kenangan itu terasa hingga kini dan tak bisa terlupakan. (Suwarno, ST)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar