Masih terbayang
dan terekam jelas dalam pikiran waktu pertama kali memasuki sekolah SMKN 3
MATARAM dan SMAN 1 MATARAM. Dalam ruang guru terpampang sebuah tulisan yang di
tulis di triplek yang ditempel di dinding ruang guru. Bunyi tulisan tersebut
adalah: “JADILAH GURU YANG BAIK ATAU TIDAK SAMA SEKALI”.
Kata sakti
itu begitu dalam makna dan sindirannya namun begitu berat untuk dilaksanakan
karena dijaman sekarang ini beban seorang guru begitu berat namun respon dari
masyarakat dan siswa terhadap profesi guru banyak yang tidak menghormatinya
apalagi di tambah lagi dengan ulah oknum guru yang suka merendahkan derajat
guru didepan siswa. Bila ada guru yang masih idealis niscaya guru tersebut akan
di singkirkan atau malah di jauhkan oleh guru yang lain.
Disamping delema
guru yang menyedihkan itu, ada tersimpan
setitik kebahagian dari seorang guru yaitu sebuah kebahagian mendalam yang merasuk
sumsum tulang dan menyegarkan pikiran
penat dari guru yang telah mengajar dengan semangat. Kebahagiaan itu adalah
bila mengetahui anak didiknya dapat menggapai cita-citanya.
Setiap seorang
guru pasti pernah merasakan hal tersebut demikian juga halnya yang dialami oleh
penulis sendiri. Betapa bahagia hati ini ketika sebuah SMS masuk dari seorang
siswa yang mengabarkan kalau dia diterima di perguruan tinggi Favorit yang ada
di Jakarta dan ada SMS juga dari siswa yang meminta di do’akan ketika
menghadapi ujian di kampus maupun mengikuti lomba.
Ternyata dengan menerima SMS saja seorang guru
merasa sangat bahagia dan dapat memberikan energi berlipat untuk lebih berkarya
dan bersemangat mengajar terhadap para siswa di sekolah. Semoga tulisan ini ada
hikmahnya bagi kita untuk selalu menghormati dan menghargai guru kita baik yang
masih hidup maupun yang telah wafat. Dan Do’a selalu ku panjatkan buat para
guruku yang telah memberikan ilmunya dengan ikhlas hingga sekarang ini. Aamiin.
(Alfuad Gapuki)
sumber : http://addinulqayyim.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar