Even Musabaqah Tilawatil
Qur’an(MTQ) Nusantara yang ke-26 ini sangat di sambut antusias oleh segenap
masyarakat NTB, berduyun-duyun mereka rela meninggalkan kampung halaman demi
ingin menikmati kebarokahan dari kegiatan MTQ Nasional ini.
Sebagian masyarakat
melihat dengan adanya kegiatan MTQ ini sebagai ladang untuk mengais rejeki demi
memenuhi kebutuhan sanak keluarganya. Sehingga di arena pusat lokasi kegiatan
lomba di Islamic Center (IC) NTB banyak terlihat para pedagang baik para
pedagang lokal maupun pedagang dari daerah lain.
Pedagang lokal yang
berasal dari sekitar Islamic Center(IC) kelurahan Dasan Agung terlihat banyak menjual
jajanan seperti Martabak, terang bulan, molen, putu, bolang-baling dan lain
sebagainya.
Sedangkan pedagang dari
luar daerah menjual jajanan berupa ciri khas daerah masing-masing seperti kerak
telor khas betawi dan lain sebagainya.
Di area lomba Tilawatil
Qur’an tingkat dewasa juga terdapat para pedagang keliling seperti penjual
kacang, minuman, nasi dan lain sebagainya yang berkeliling ditengah lapangan
maupun tribun penonton menawarkan dagangan.
Pemandangan ini menjadi
daya tarik tersendiri ditengah acara lomba MTQ Nasional ini dan animo
masyarakat yang membeli juga terlihat sangat besar sehingga terkesan saling
menguntungkan antara penonton dan pedagang.
Bila ada yang melihat dan
beranggapan kalau pedagang keliling di tengah arena lomba terkesan kampungan,
kayak mereka mesti melihat diri sendiri di cermin dan mesti bersikap bijak. Kegiatan
lomba ini milik rakyat banyak bukan milik kelompok masyarakat yang merasa kaya.
Kegiatan lomba MTQ ini
milik kita bersama khususnya warga Nusa Tenggara Barat dan Rakyat Indonesia
pada umumnya. Sehingga kita sebagai warga mesti bersikap bijak dan memaklumi
bagimana sikap masyarakat yang lain.
Dan yang lebih penting
kita sebagai warga NTB hendaknya bersatu mensukseskan lomba MTQ Nasional hingga
akhir dan memberikan kesan positif terhadapa warga masyarakat yang berasal dari
luar NTB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar