Salahkah seorang siswa
berani mengeritik/berbeda pendapat dengan seorang guru? Haruskah seorang guru
memarahi/mematikan semangat siswa yang kritis? Pertanyaan itu kembali muncul
manakala melihat bagaimana salah seorang siswa di salah satu sekolah favorit di
kota mataram berani berkomentar kritis terhadap postingan salah seorang guru di
group FB(Facebook) disekolah terebut.
Siswa yang berani
mengeritik realita yang terjadi disekolahnya itu memang sangat langka dan malah
kebanyakan siswa merasa takut untuk mengeritik atau malah ikut menikmati
keadaan yang ada asalkan bisa aman dan nyaman.
Ada siswa yang trauma
mengeritik dan hanya bisa menonton tapi dalam hati merasa marah karena dia pernah mengeritik tapi malah
dimarahi oleh guru yang bersangkutan karena berani mengeritik guru.
Terhadap pertanyaan
pertama di atas “Salahkah seorang siswa berani mengeritik/berbeda pendapat
dengan seorang guru?” menurut saya pribadi tidak ada salahnya seorang siswa
berani mengeritik/berbeda pendapat dengan seorang guru. Bukankah disekolah
seorang siswa sudah diajari untuk bersikap kritis terhadap suatu masalah? Coba ingat-ingat
kembali, bagaimana dalam pelajaran Matematika, Fisika dan Kimia kalau kita mau
menyelesaikan soal kita diajarkan oleh guru untuk untuk menuliskan sebuah kata
pertama kali yaitu “ditanya” kemudian kata kedua “diketahui” dan kata terakhir
baru “dijawab”. Baru setelah itu kita menyelesaikan soal tersebut dengan proses
yang runut hingga mencapai jawaban yang benar.
Guru juga manusia yang
terkadang bisa salah dan khilaf. Kalau guru
salah atau dihaluskan bahasanya menjadi kurang benar maka wajar seorang siswa
yang peduli kepada gurunya mengeritik “kekurang benaran” dari guru tersebut. Dan
kalau kritikan siswa itu benar apa salahnya kita sebagai seorang guru
menerimanya dengan lapang dada dan berterimakasih dengan tulus kepada siswa
yang bersangkutan?
Dan pertanyaan yang kedua “Haruskah
seorang guru memarahi/mematikan semangat siswa yang kritis?”. Kayaknya kurang
bijak sekali bila ada seorang guru sampai memarahi siswa yang berani mengeritik
realita yang terjadi disekolah dan lebih tidak bijak lagi bila sampai ada
seorang guru yang berani mengancam siswa dengan tidak memberikan nilai kepada
siswa yang kritis tersebut.
Bila ada oknum guru yang
bertindak seperti itu maka sama saja dengan mematikan semangat 45 siswanya
sendiri yang lagi bersemangat menuntut ilmu dan mencari jati dirinya sendiri.
Seharusnya kita sebagai seorang
guru berterimakasih dan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena siswa kita bisa dan berani bersikap kritis melihat realita yang ada
disekitarnya. Mudah-mudahan dengan sikap kritisnya siswa tersebut kelak dia
bisa menemukan ide-ide yang brilian yang bisa memudahkan kehidupan manusia dan
bisa tumbuh empati terhadap kehudupan masyarakat miskin disekitarnya.
Kalaupun ada kritikan
siswa itu yang bahasanya agak kasar maka kita sebagai guru tidak perlu
marah-marah dan mengancam cukup dengan menasehati agar bahasanya diperhalus
karena tidak pantas mengeritik dengan menggunakan bahasa kasar terhadap seorang
guru atau orang yang lebih tua dari kita. Bukankah seorang guru itu adalah
orang tua kita di sekolah? Mereka mesti kita hormati sebagaimana menghormati
orang tua kandung sendiri.
Penulis pribadi sangat
bersyukur bila ada siswa yang bersikap kritis apalagi kritis terhadap bagaimana
kita mengajar di kelas, karena kritikan tersebut sebagai masukan bagi kita
untuk memperbaiki diri dan mencari metode yang terbaik buat anak didik kita. Ya…kritikan
siswa itu adalah obat mujarab untuk menambah semangat kita mengajar dan
membunuh rasa malas bila itu kan datang suatu saat.
Trimakasih buat siswa/I yang
telah memberikan kritikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung. maaf bila ada kata yang tidak berkenan. trims
Tidak ada komentar:
Posting Komentar