Jumat, 06 Mei 2016

Masjid At Takrim Gapuk, Dari Masjid Masyarakat Ke Masjid Proposal



Alasan mereka untuk menjadikan masjid At Takrim Gapuk yang masih kokoh dan kuat untuk dibuat megah dan terbaik di Dasan Agung rasanya tidak masuk akal sama sekali. Hal itu disampaikan pada saat rapat  pembentukan panitia pembangunan masjid di masjid At Takrim Gapuk(17/4/2016). Hanya gara-gara ada orang luar kampung yang bertanya kapan jadi bangun masjid sesuai gambar yang telah dipasang dihalaman masjid oleh salah seorang oknum warga Gapuk yang tanpa ada rapat dengan masyarakat dan kepala lingkungan(ilegal) terlebih dahulu.


Pemasangan gambar masjid ilegal oleh oknum warga Gapuk itu dilakukan pada bulan Desember 2015 sebelum acara maulid Nabi di Lingkungan Gapuk dan panitia hasil bentukan mereka sendiri langsung dibuat pada sekitar tanggal 10 April 2016(sesuai kata kepala lingkungan Gapuk utara). Namun aneh bin ajaibnya sebelum rapat boneka dilaksanakan, profosal sudah dibuat terlebih dahulu lengkap dengan pengurus intinya seperti ketua dan sekretaris plus diketahui oleh 3 kepala lingkungan gapuk. Dan proposal tersebut sudah di edarkan keluar entah kemana dan berapa jumlahnya. Biaya pembuatan  proposal termasuk fotocopy dan buat stempel saja di ambil dari kas masjid At Takrim hal ini terlihat pada laporan keuangan kas masjid bulan Maret 2016.

Dalam laporan keuangan kas masjid bulan Maret 2016, sudah tercantumkan ongkos buat gambar, buat stempel, fotocopy proposal dan lain sebagainya padahal rapat pembentukan panitia pembangunan masjid yang melibatkan seluruh masyarakat baru di laksanakan pada tanggal 17 April 2016. Inikan aneh bin ajaib namanya.


Semestinya dalam membangun suatu masjid harus dilihat keadaan sekitar masyarakat apakah itu suatu kebutuhan yang mendesak atau tidak, masjid yang sudah ada apakah sudah rapuh atau tidak, jamaah yang sholat fardhu di masjid tersebut  setiap hari apakah sudah membeludak hingga keluar masjid atau tidak, itu seharusnya yang menjadi kriteria untuk membangun suatu masjid.

Dari ketiga kriteria di atas untuk membangun masjid atau membuat megah masjid At Takrim Gapuk ternyata tidak memenuhi  kriteria di atas, alasannya adalah sebagai berikut :

1.masjid yang ada saat ini sudah sangat cukup untuk menampung sholat berjamaah seluruh masyarakat lingkungan gapuk hal ini penulis buktikan pada saat sholat hari raya idul adha kemarin ruang dalam masjid masih banyak kosong dan masyarakat lebih senang berkumpul dihalaman masjid menunggu sholat idul adha dimulai.
2.masjid At Takrim gapuk saat ini belum sampai 20 tahun selesai dibangun karena pembangunan sayap sebelah utara masjid baru selesai dibangun sekitar tahun 2004.
3.fondasi masjid masih sangat kokoh dan kuat
4.Masyarakat Gapuk sendiri yang melaksanakan sholat Fardhu berJamaah setiap 5 kali sehari masih bisa dihitung dengan jari dan kebanyakan yang sholat fardu berjamaah di masjid berasal dari masyarakat luar, bisa dari tamu, pendatang dan anak kost.

Dalam sejarah pembangun masjid At Takrim Gapuk selama ini yang dilakukan oleh para tokoh agama dan tokoh masyarakat,  tidak pernah ada ceritanya mereka membangun masjid itu karena bernafsu ingin masjid gapuk terlihat paling megah dan paling wah di kelurahan Dasan Agung. Mereka bangun masjid karena kebutuhan pada saat itu yang mana masjid yang dulu bangunannya sudah rapuh dan menaranya mau roboh sehingga perlu untuk membangun kembali masjid at takrim Gapuk dan perlu diperbesar karena jumlah penduduk lingkungan gapuk semakin bertambah.
baca juga Kesederhanaan Masyarakat Gapuk Dalam Membangun Masjid

Alasan para tokoh agama dan tokoh masyarakat pada waktu itu masuk akal padahal tokoh agama dan tokoh masyarakat pada waktu itu banyak yang tidak berpendidikan tinggi sampai sarjana tapi alasan yang mereka sampaikan kepada masyarakat logis dan bisa diterima oleh masyarakat tanpa kecuali.

antusias masyarakat  terhadap alasan pembangunan masjid yang disampaikan oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat waktu itu sangat besar sekali hal ini terbukti dari berbondong-bondong masyarakat untuk membantu agar masjid tersebut bisa segera selesai.

Masyarakat dari ekonomi lemah sampai ekonomi menengah kompak membantu. Kelompok para kusir cidomo juga tidak kalah antusiasnya ikut membantu pembangunan masjid, mereka secara bergiliran mengambil pasir dari kali jangkuq tiap malam hingga tengah malam dan untuk  snacknya pun mereka kumpulkan secara sukarela dan ikhlas. Hal ini diceritakan sendiri oleh Muhammad bin basyah.

Itu baru kelompok para kusir cidomo yang penuh keikhlasan dan sukarela bergotong royong demi pembangunan masjid tanpa ada bayaran satu rupiah pun. Belum lagi kelompoh tukang kayu, tukang bangungan dan kelompok tukang yang lain yang ada di lingkungan Gapuk. Mereka secara sukarela bergotong royong sesuai dengan keahlian masing-masing tanpa ada bayaran sama sekali.
Iya mereka kerja ikhlas karena Alloh dan dana untuk pembangunan masjid pada waktu itu tidak pernah mengemis atau meminta menggunakan proposal kepada orang lain di luar masyarakat lingkungan gapuk sendiri.

Bandingkan dengan pembangunan masjid At Takrim Gapuk 2016 yang rencananya akan dimulai setelah selesai hari raya idul fitri 2016, anggaran dana untuk pembangunan masjid sebesar 5,5M sesuai proposal yang dibuat dan yang penulis lihat pada gambar bangunan masjid yang dibuka pada saat selesai rapat pembentukan pembentukan panitia pembangunan masjid.

Anggaran dana sebesar 5,5 Milyar itu kalau Cuma mengandalkan dari masyarakat gapuk penulis jamin tidak akan cukup karena perekonomian masyarakat gapuk saat ini kurang lancar sehingga para tokoh yang bernafsu ingin membuat masjid gapuk menjadi megah hanya bisa mengandalkan dana lewat proposal dan cara mencari dana lewat proposal ini penulis anggap sebagai cara mengemis( seperti yang penulis sampaikan pada saat rapat pembentukan panitia pembangunan masjid yang lalu(17/4/2016)).

Sungguh sangat jauh berbeda bagaimana tokoh masyarakat gapuk yang dulu dengan yang sekarang dalam hal pembangunan masjid, kalau dulu masyarakat membangun masjid dengan menggunakan dana dari masyarakat sendiri tanpa ada cara mengemis menggunakan proposal tapi sekarang malah bangga menggunakan proposal untuk membangun masjid.

BANGUN RUMAH ALLOH(MASJID)  KOQ PAKAI CARA PROPOSAL(MENGEMIS), mbokya dalam membangun masjid itu mesti disesuaikan dengan dana masyarakat sekitar, tidak perlu AHSAN(baik) MASJIDNYA kalau jamaah sholat fardunya saja belum AHSAN(belum banyak). Hehe piss . ampure semeton jari gapuk, mari kita berpikir kritis jangan Cuma ikut-ikutan saja apa kata mereka.
SAVE MASJID AT TAKRIM GAPUK 2015

Dasan Agung, 20160506  08:00 WITA (Alfuad Gapuki)
Masjid terakhir yang dibangun menggunakan dana masyarakat gapuk

suasana sholat Dhuhur, 15 jam setelah selesai Rapat pembentukan panitia pembangunan masjid



Surat undangan rapat pembentukan panita pembangungan masjid(ahad,17-4-2016)

Gambar Rencana pembangun masjid dengan dana dari Proposal yg dipasang pd bulan Desember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar