Rasa kekeluargaan dan
kerjasama masyarakat Gapuk Kedaton(Gapuk Pedalaman) tempo dulu dalam membangun
masjid sungguh sangat besar sekali karena ada rasa harga diri dan kebanggaan tersendiri
bagi pribadi masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan masjid.
Rasa harga diri dan
kebanggaan ini tidak lepas dari perasaan beragama masyarakat yang begitu kental
walaupun ilmu agama yang didapatkan sedikit secara teori tapi penuh makna dan
dipraktekkan langsung dalam keseharian dan salah satu contohnya adalah
dalam masalah pembangunan masjid pertama yang bukti keberadaan masjid tersebut
masih terlihat hingga kini pada kubah tempat imam.
Masyarakat Gapuk Kedaton
tempo dulu pantang untuk meminta bantuan dana kepada masyarakat lain kecuali
kepada masyarakat asli Gapuk itu sendiri. Mereka merasa hina bila meminta
bantuan kepada masyarakat lain walaupun keadaan masyarakat itu sendiri dalam
keadaan kekurangan.
Harga diri sebagai
masyarakat Gapuk bila sampai meminta bantuan atau mengemis kepada masyarakat
lainnya itulah yang terus mereka pelihara dan terus diajarkan kepada generasi
berikutnya namun lambat laun rasa harga diri dan kebanggaan itu sedikit demi
sedikit terkikis dengan mulai terbukanya pola pikir pragmatis yang penting cepat
dapat dan selesai.
Masjid pertama Gapuk yang
peresmiannya dilakukan sendiri oleh waliyulloh Tuan Guru Muhammad Saleh atau
biasa disebut Tuan Guru Lopan ini sungguh sangat berbeda auranya
dibandingkan dengan masjid sekarang. Generasi Gapuk tahun 40-an masih bisa
merasakan sensasi akan nikmatnya berada dalam masjid Gapuk pertama waktu itu.
demikian pula pada masjid
ke dua yang dibangun karena penduduk semakin bertambah. Pada masjid ke dua ini
bangunannya sudah menggunakan bahan bangunan berupa kapur sehingga terlihat
lebih kokoh dibandingkan dengan masjid pertama yang dibuat sangat sederhana
yang beratapkan ijuk(informasi dari amaq amat timur masjid). Pada masjid kedua
inilah mulai dibangun menara yang lokasinya tepat berada di barat pintu sebelah
timur.
Karena terjadi gempa yang
berturut-turut sekitar tahun 1995 dan masyarakat sekitar masjid takut ditimpa
oleh menara masjid maka masjid kedua ini dirobohkan dan diganti menjadi lebih
besar dan lebih kokoh dengan menggunakan rangka baja tapi peninggalan masjid
yang kedua yang ada ditempat imam sholat atau kubah tempat imam sholat tetap
dipertahankan.
Bangunan masjidyang ketiga ini baru selesai dibangun sayap sebelah
utara sekitar tahun 2004 dan sekarang ditahun 2016 ini masjid yang ketiga ini
akan dirobohkan juga padahal masjid tersebut Cuma bocor pada kubah masjidnya
saja.
Lain jaman lain pula watak
orangnya, demikian pula dengan kesederhanaan masyarakat Gapuk waktu itu yang
lebih mengedepankan harga diri dalam hal membangun masjid tanpa
perlu minta bantuan kepada orang lain. Dan kita sebagai generasi muda Gapuk
mestinya mengikuti contoh baik dari pendahulu kita, kalau bangun masjid jangan
sampai mengemis dengan menggunakan proposal kepada orang lain maupun pemerintah
dan akan lebih terhormat kalau membangun masjid dengan menggunakan dana dari
masyarakat gapuk atau dari masyarakat lain yang menyumbang dengan suka rela.
Masjid itu rumah Alloh masak untuk membangun Rumah Alloh mesti dengan cara
mengemis segala?
Ampure dan walloohu a’lam.
Ampure dan walloohu a’lam.
Catatan:
informasi tentang waliyulloh itu kami dapat dari sebuah buku yang buku itu lagi kami cari dimana keberadaannya. Waliyulloh itu juga yang meresmikan masjid pertama lingkungan pejeruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar