Dan salah satu keindahan alam yang masih tersembunyi ini adalah air terjun timponan Lingsar Lombok Barat, letaknya yang lumayan jauh dari kota Mataram dan berada di perbukitan yang jalan menuju ke lokasi masih jalan setapak berupa tanah yang hanya bisa dilalui oleh motor maupun sepeda ini yangvmungkin membuat masyarakan untuk berpikir pergi kesana. Melewati jalan ini juga mesti ektra hati-hati dan penuh kesabaran karena kita mesti giliran dengan pengguna jalan yang lain. Apalagi kalau musim hujan, jalannya akan becek dan licin yang bisa membuat pengendara motor maupun sepeda terjatuh bila tidak berhati-hati.
Masjid At Takrim Gapuk menuju ke timur melewati Lingkungan Oloh, taliwang, selagalas, Lingsar kemudian belok kiri melewati duman hingga pertigaan pertama lalu belok kanan ke timur hingga ke karang bayan lalu melewati perkemahan NTB hingga ke jembatan. sebelum jembatan ada pertigaan dan kedua jalan tersebut bisa kita lewati untuk menuju ke air terjun Timponan Lingsar. Kalau kita belok kanan, kita akan melewati dusun Punikan hingga sampai ke tikungan SMP 5 Lingsar, demikian juga bila kita belok kiri dan mengiku jalan utama maka kita akan sampi di tikunangan SMPN 5 Lingsar juga. di sebelah timur SMPN 5 Lingsar ini ada gapura pas di depan tikungan, di gapura itu kemudian masuk melewati tanjakan hingga ke tikungan yang ada jembatan dan sebelum jembatan itu ada warung yang biasa digunakan untuk peristirahan para pembeli tuak.
Di ujung jembatan ada ada pertigaan, kalau kita belok kanan maka kita sampai ke pemandian Batu Bedil Dusun Prabe dan Kalau kita belok kiribyang jalannya menanjak maka kita akan sampai ke lojasi air terjun Timponan. Jalan yang menuju ke Air terjun ini lebih banyak tanjakannya dan jalannya juga sebatas roda motor bisa lewat. bagi para pesepeda yang suka downhill ini mungkin trek yang sangan menantang.
Pengalam kami team gapuk bicycle walaupun berdua berangkangkat ke air terjun Timponan sungguh ini pengalamanbyang tak mungkin kami lupakan selamanya. dengan modal nekat pantang menyerah kami mencoba membawa sepeda naik hingga ke warung dibatas bukit lokasi air terjun dan kamipun mencoba membawa turun sepeda kami hingga tempat datar pertama di penuruna menuju air terjun Timponan. melihat jalan turunan yang menuju air terjun yang lumayan sempit dan penuh rintangan yang tak mungkin kami membawa sepeda langsung di ke air terjun, akhirnya kami sandarkan sepeda di sebuah pohon kecil dan kami melanjutkan perjalan dengan berjalan kaki.
Tingginya air terjun ini menambah kesan indah dan semakin membuatvkitavtakjub akan kebesaran Alloh Subhanahu wata’ala. Bila kita mendongak ke atas melihan jatuhnya air maka kita akan melihat butiran kecil dari percikan air yang berbentuk kristal kecil yang jatuh bersamaan ke kolam. Dan air yang di kolam ini juga terasa dingin yang mengasyikkan yang berbeda dengan dinginnya air terjun di tempat lain yang pernah kami kunjungi.
Setelah puas mandi dan perut terasa lapar, kamipun makan nasi kuning yang kami bawa dan suasana makan di bawah air terjun inipun sungguh sangat mengasikkan dan sangat berkesan. Terasa berbeda bila kita makan di rumah mauoun di warung makan, ini mungkin efek perut yang lapar dan rasa capek dalam mengarungi perjalan menuju lokasi air terjun timponan.
selesai makan kami mempersiapkan diri untuk pulang, setelah sampai di atas bukit, air hujanpun turun dan kamipun istirahat sambil minum kopi dan makan ubi Lomak, jangan tanya bagaimana rasanya bila turun hujan kemudian kita minum kopi plus makan ubi Lomak, ini sungguh kenikmatan yang tak bisa diuraikan dengan kata-kata. hehe
Dalam istirahat di warung itu, ibu penjaga warung menceritakan asalnya dan jalan alternatif lain. Karena penasan kami pun mencoba mengikuti jalan yang diberikan oleh ibu penjaga warung namun sungguh tidak kami duga kami tersesat tidak tahu jalan lagi plus hujan yang semakin besar dan dengan pertimbangan berdua akhinya kami putuskan untuk balik kembali melewati jalan semula yang kami tempuh di tengah rurunnya hujan. Dzikir dan do'a Nabi Yunus selalu kami panjatkan kehadirat Alloh Subhanahu wata’ala agar kami diberikan keselamatan dan tidak tersesat selama perjalanan balik menuju warung. Mendekati warung kamipun sholat dhuhur giliran di atas sebuah batu besar di bawah lereng bukit yang ada aliran air walaupun dalam keadaan turun hujan. Keadaan ini juga semakin menambah kekhusukan kami sholat. Ini sungguh-sungguh pengalam hidup yang tak mungkin kami lupakan selama hidup.
sesampai di warung, kami balik melewati jalan semula ke tempat peristirahatan terakhir di bawah bukit, di tempat peristirahatan inilah kami mulai menurunkan sadel sepeda untuk berjaga-jaga demi keselamatan karena jalan menuju pulang penuh dengan turunan yang licin dan berpasir dan kubangan air hujan.
Walaupun pakain dan sepeda penuh dengan lumpur, kami tetap malanjutkan perjalan pulang dan Alhamdulillah kami ucapkan karena kami bisa selamat hingga di rumah masing-masing.
Dasan Agungg, 2017/04/10 09.00 WITA ALFUAD GAPUKI
Peristirahatan terakhir sebelum naik ke bukit lokasi air terjun |
Batas akhir bawa sepeda di penurunan lokasi air terjun |
Tantangan bukan rintangan |
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus