Untuk itu kita
butuh orang yang bisa memotivasi kita agar kita bisa bersemangat melakukan
pekerjaan ataupun program yang telah
kita rencanakan. Orang yang bisa dijadikan sebagai motivasi diri bisa orang tua sendiri,
guru, paman, teman, orang lain maupun dari siswa/i sendiri. Dari sekian pilihan
itu biasanya yang lebih cepat efeknya memotivasi kita adalah dari orang yang kita sukai dengan tulus.
Sudah kodratnya
manusia itu akan cendrung hatinya kepada orang yang disukai apalagi orang yang
disukai itu mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan yang lainnya. Nilai
lebih disini bukan masalah harta yang dimiliki orang tuanya tapi sifat
pribadinya yang dari dalem (inner
beauty) salah satu contohnya jiwa penyayangnya
terhadap anak kecil.
Orang yang
punya jiwa penyayang terhadap anak kecil biasa akan cepat merespon keadaan
sekitar yang dirasakan tidak baik atau tidak sesuai dengan hati nuraninya. Dia
akan cepat membantu orang lain disekitarnya dengan ikhlas. Apalagi kalau
mendengar ada tangisan anak kecil maka secara spontan akan bergerak untuk
mendekati suara tangis tersebut dan siap
menggendongnya asal itu bayi dari keluarga sendiri.
Mengenai jiwa
penyayang ini terdapat sebuah hadits, Anas Ibnu Malik Radliyanllaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu’alaihi
wa Sallam memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang kami membujang. Beliau
bersabda: “Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang, sebab dengan jumlahmu
yang banyak aku akan berbangga di hadapan para Nabi pada hari kiamat.” Riwayat
Ahmad. Hadits Shahih menurut Ibnu Hibban.
Kalau anda
menemukan seorang yang punya jiwa penyayang seperti itu, berusahalah untuk
mendapatkan hatinya bukan fisiknya semata untuk dijadikan calon pendamping
hidup karena dia akan bisa menentramkan hati
selama melakoni kehidupan tapi jangan pernah memaksakan diri untuk
mendapatkan hatinya karena itu akan menjadi bom waktu dikemudian hari bagi
hidup anda.
Bukankan
ketenangan hati akan mempermudah segala sesuatu? Apalagi kalau bersama-sama
lebih dekat kepada Illahi Robby. Sungguh itulah modal hidup yang sebenarnya dalam mengarungi
kehidupan ini.
“Hai jiwa yang
tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka
masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku.” (Qs. Al
Fajr (89) :27-30)
Namun apa yang
kita inginkan itu terkadang tidak kesampaian dan membuat hati kecewa. Kalau
sampai hati kecewa apalagi sampai putus asa segala itu akan membuat tambah
parah hidup anda dan merugikan diri sendiri dan keluarga, dunia dan akherat.
Segera Istighfar mohon ampun kepada Alloh SWT dan introspeksi diri, boleh jadi ibadah anda
selama ini belum maksimal karena Alloh, boleh jadi hapalan Al Qur’an anda yang
telah disiapkan tempo dulu belum merasuk kehati sehingga cepat lupa, boleh jadi
zakat, sedekah dan infaq yang seharunya anda keluarkan tidak dilaksanakan atau
boleh jadi anda terlalu memaksakan diri kepada Alloh agar segera mengabulkan
permintaan anda agar mendapatkan ciri orang seperti itu padahal bisa jadi itu
belum tentu cocok bagi kehidupan anda yang akan datang.
Eling mas,
dunia ini tidak selebar daun kelor apalagi daun telinga anda. Alloh maha kaya
dan maha mengetahui bagaimana kehidupan hambanya yang pantas untuk dia lakoni.
Dialah maha Sutradara di dunia ini, Dia akan memberikan apa yang dibutuhkan
oleh hambanya agar selamat dunia dan akhirat bukan apa yang diinginkan oleh
hambanya karena nafsu sesaatnya yang itu bisa merusak kehidupan dunia dan
akheratnya.
Perbanyaklah
berdo’a kehadirat Alloh SWT agar diberikan pengganti yang lebih baik dan lebih
sholeh/sholehah dari yang anda inginkan itu bila keinginan anda untuk
menjadikannya pendamping hidup untuk mengarungi bahtera ini tidak menjadi jodoh
anda. “Innallooha Ma'ashshoobiriin - Sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang sabar”. semangat bro...
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar