Dalam kehidupan bermasyarakat, yang namanya perbedaan itu
pasti ada dan itu sudah sunnatulloh. Demikian halnya dalam kehidupan masyarakat
di Lingkungan Gapuk akhir-akhir ini yang tidak terlepas dari adanya perbedaan
namun perbedaan itu dibesar-besarkan oleh oknum masyarakat yang masih berpikiran
picik dan kekanak-kanakan sehingga kesannya ada pengelompokan diri padahal
kenyataannya pada saat perayaan Maulid Nabi malah bisa duduk bersama dan
bergotong royong.
Mulai timbul kesannya ada Pengelompokan ini berawal dari adanya pro dan kontra dalam pembangunan
masjid kembali karena masjid yang ada kubahnya bocor sehingga jamaah yang
melaksanakan sholat fardhu bila sudah musim hujan terganggu oleh genangan air hujan
yang berada pas dibelakang imam berdiri sehingga para jamaah terpaksa harus
mundur hingga dua shaf untuk bisa melaksanakan sholat berjamaah.
Jamaah sholat fardhu dan sebagian masyarakat menginginkan
adanya pergantian kubah masjid saja namun sebagian masyarakat menginginkan
masjid di ganti total biar lebih mewah
high class dibandingkan masjid yang ada di lingkungan lain.
Dan yang lebih parahnya lagi, proses untuk mengganti
bangungan masjid yang bocor kubahnya agar menjadi lebih mewah seperti masjid
Nabawi di Madinah Arab Saudi tidak melalui musyawarah dengan sebagian masyarakat
yang lain yang di jadikan tokoh agama maupun tokoh masyarakat. Hal inilah yang
sangat disesalkan oleh sebagian masyarakat.
Dalam proses pembangunan masjid juga, ada kesan yang tertanam
pada sebagian masyarakat kalau masyarakat yang tidak ikut gotong royong di anggap kontra pembangunan masjid dan
pantas untuk di cuekin dan malah ada yang tidak tegur sapa hingga sekarang oleh
sebagian masyarakat yang merasa berjasa karena telah ikut gotong royong bangun
masjid.
HARUSKAH SIKAP SEPERTI ITU DIPELIHARA DALAM BERMASYARAKAT??
Semestinya sikap seperti itu segera dihilangkan agar tidak tertanam benih-benih dendam
kesumat bagi generasi Gapuk. Yang setuju masjid At Takrim Gapuk dibangun Megah
silahkan gotongroyong dengan ikhlas dan bersemangat tanpa perlu menyindir dan
memutus tali silaturrahim di antara masyarakat dan hargai juga sebagian
masyarakat yang tidak ikut gotongroyong bangun tiang masjid secara fisik tapi
mereka juga ada yang bergotongroyong bangun tiang agama di masjid dan ikut pula
mendo’akan agar pembangunan masjid bisa berjalan lancar dan sukses.
Sudah tidak jamannya lagi kita membuat kelompok-kelompok
yang membuat ada sekat/gap di antara masyarakat Lingkungan Gapuk, mending kita
bersatu seia sekata terhadap suatu hal yang membawa kita bersatu dan duduk bersama
seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ini. Tidak usah memperbesar kembali
sesuatu hal yang membawa kita terpecah belah yang justru merugikan kita
sendiri.
SAATNYA PEMUDA LINGKUNGAN GAPUK BERPIKIR UNTUK MEMBANGUN DAERAHNYA
SENDIRI agar bisa lebih maju dan berkembang dibandingkan dengan daerah lain. Kalau
bukan kita yang memulainya siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi??
Semoga dengan tulisan ini bisa memotivasi kita untuk
memperbaiki diri dan memperbaiki daerah kita. Aamiin. Wallohu’alam
Dasan Agung, 20161227 12.00 WITA alfuad gapuki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar