Jumat, 02 Oktober 2015

Kalau Tidak Berhutang Tidak Seru



Adakah orang yang tidak pernah berhutang sama sekali selama dia hidup di dunia ini ? kayaknya semua pernah berhutang baik hutang budi maupun hutang harta. Hutang budi sulit diketahui oleh setiap orang tapi kalau hutang harta akan cepat sekali diketahui apalagi dengan adanya bukti tertulis yang bisa di akses oleh setiap orang.


Masalah hutang berhutang ini tidak ada bedanya dan tidak mengenal status sosial baik dia orang kaya maupun orang miskin sekalipun. Semua berhutang karena itu sudah mencakup kebutuhan hidup apalagi kalau sudah berkeluarga, mempunyai anak dan tanggungan dalam hidup.

Orang miskin mungkin akan sulit untuk mendapatkan hutang yang besar dari orang lain maupun dari Bank sekalipun karena tidak adanya jaminan yang bisa dipakai untuk minjam namun bagi orang yang kaya maupun yang sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan mudah mendapatkan pinjaman dari bank karena mereka bisa menjadikan sertifikat tanahnya atau SK Pegawai negerinya sebagai jaminan untuk meminjam di bank.

Orang berhutang itu bagaikan pengatin remaja yang belum mempunyai persiapan materi yang Cuma mengharapkan bantuan dari orang tuanya. Pada awal menikah memang terlihat bagaikan raja dan ratu di atas singgasananya namun setelah melewati sebulan atau tiga bulan pernikahannya maka mereka akan terlihat bagaikan pendekar sakti yang mengikatkan kain di kepalanya(pusing mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya).

Disaat mendapatkan hutang apalagi dalam jumlah yang besar memang uenak sekali terasa dan itu bisa memenuhi keiinginan yang sudah kita rencanakan namun proses selanjutnya untuk mengembalikan hutang yang kita pinjam itu akan terasa lama sekali apalagi kalau potongan gaji yang dipakai untuk membayar hutang itu meninggalkan gaji cuma seratus ribu atau minus dari gaji yang didapat, hal tersebut bisa-bisa menyebabkan orang jadi malas bekerja atau malas untuk mengajar karena sekarang yang jadi pikirannya bagaimana  memenuhi kebutuhan hariannya dengan menambah kerja ditempat lain.

Kalau orang yang sudah super fokus memenuhi kebutuhan hidup hariannya akibat banyak hutangnya dijamin orang tersebut akan menjadi penurut dan tidak akan mencari masalah  ditempatnya bekerja yang bisa mengganggu jalur tambahan rejekinya dan ini salah satu yang menyebabkan hilangnya daya kritis seseorang di tempatnya bekerja.

Padahal dengan adanya daya kritis ditempatnya bekerja itu bisa menjadi sinergis untuk memajukan dan mengembangkan instansi ditempatnya bekerja agar selalu berjalan diarea yang lurus dan tidak menimbulkan masalah dikemudian hari buat pimpinan kita kalau dia pindah tugas maupun pensiun. Apalagi sekarang ini banyak mantan pimpinan yang tersandung hukum setelah mereka itu meninggalkan instansi tempatnya diberikan amanah untuk menjadi pimpinan. Semoga para mantan pimpinan kita terhindar dari jerat hukum setelah mereka pindah maupun pensiun. Aamiin.

Berhutang sih boleh saja tapi jangan sampai memberatkan diri dan menjerumuskan keluarga  dengan menambah dosa dengan cara korupsi di tempat kerja, bila perlu paksakan diri untuk mencari tambahan rejeki dengan cara halal tanpa melanggar tanggung jawab sebagai amanah yang diberikan kepada kita.

Jadi…silahkan berhutang tapi tetap tampakkan senyum manis dalam keseharian kita baik kepada orang lain maupun kepada keluarga. Mungkin itu maksud dari do’a yang kita diperintah oleh Rasululloh untuk membacanya agar terhindar dari hutang yang memberatkan diri dan keluarga.

Dasan Agung, 20151002 01:30 WITA   (Alfuad Gapuki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar