Adakah orang
yang tidak pernah berhutang sama sekali selama dia hidup di dunia ini ?
kayaknya semua pernah berhutang baik hutang budi maupun hutang harta. Hutang
budi sulit diketahui oleh setiap orang tapi kalau hutang harta akan cepat
sekali diketahui apalagi dengan adanya bukti tertulis yang bisa di akses oleh
setiap orang.
Masalah hutang
berhutang ini tidak ada bedanya dan tidak mengenal status sosial baik dia orang
kaya maupun orang miskin sekalipun. Semua berhutang karena itu sudah mencakup
kebutuhan hidup apalagi kalau sudah berkeluarga, mempunyai anak dan tanggungan
dalam hidup.
Orang miskin
mungkin akan sulit untuk mendapatkan hutang yang besar dari orang lain maupun
dari Bank sekalipun karena tidak adanya jaminan yang bisa dipakai untuk minjam
namun bagi orang yang kaya maupun yang sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan
mudah mendapatkan pinjaman dari bank karena mereka bisa menjadikan sertifikat
tanahnya atau SK Pegawai negerinya sebagai jaminan untuk meminjam di bank.
Orang berhutang
itu bagaikan pengatin remaja yang belum mempunyai persiapan materi yang Cuma mengharapkan
bantuan dari orang tuanya. Pada awal menikah memang terlihat bagaikan raja dan
ratu di atas singgasananya namun setelah melewati sebulan atau tiga bulan pernikahannya
maka mereka akan terlihat bagaikan pendekar sakti yang mengikatkan kain di kepalanya(pusing
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya).
Disaat mendapatkan
hutang apalagi dalam jumlah yang besar memang uenak sekali terasa dan itu bisa
memenuhi keiinginan yang sudah kita rencanakan namun proses selanjutnya untuk
mengembalikan hutang yang kita pinjam itu akan terasa lama sekali apalagi kalau
potongan gaji yang dipakai untuk membayar hutang itu meninggalkan gaji cuma seratus ribu atau minus dari gaji yang didapat, hal tersebut bisa-bisa menyebabkan orang
jadi malas bekerja atau malas untuk mengajar karena sekarang yang jadi pikirannya
bagaimana memenuhi kebutuhan hariannya
dengan menambah kerja ditempat lain.
Kalau orang
yang sudah super fokus memenuhi kebutuhan hidup hariannya akibat banyak
hutangnya dijamin orang tersebut akan menjadi penurut dan tidak akan mencari
masalah ditempatnya bekerja yang bisa
mengganggu jalur tambahan rejekinya dan ini salah satu yang menyebabkan hilangnya
daya kritis seseorang di tempatnya bekerja.
Padahal dengan
adanya daya kritis ditempatnya bekerja itu bisa menjadi sinergis untuk memajukan
dan mengembangkan instansi ditempatnya bekerja agar selalu berjalan diarea yang
lurus dan tidak menimbulkan masalah dikemudian hari buat pimpinan kita kalau
dia pindah tugas maupun pensiun. Apalagi sekarang ini banyak mantan pimpinan
yang tersandung hukum setelah mereka itu meninggalkan instansi tempatnya
diberikan amanah untuk menjadi pimpinan. Semoga para mantan pimpinan kita
terhindar dari jerat hukum setelah mereka pindah maupun pensiun. Aamiin.
Berhutang sih
boleh saja tapi jangan sampai memberatkan diri dan menjerumuskan keluarga dengan menambah dosa dengan cara korupsi di
tempat kerja, bila perlu paksakan diri untuk mencari tambahan rejeki dengan cara
halal tanpa melanggar tanggung jawab sebagai amanah yang diberikan kepada kita.
Jadi…silahkan
berhutang tapi tetap tampakkan senyum manis dalam keseharian kita baik kepada
orang lain maupun kepada keluarga. Mungkin itu maksud dari do’a yang kita
diperintah oleh Rasululloh untuk membacanya agar terhindar dari hutang yang
memberatkan diri dan keluarga.
Dasan Agung, 20151002 01:30
WITA (Alfuad Gapuki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar