Saat kita ngomong
tentang suatu amanah memang terasa enak dan enteng kita ucapkan tapi
manakala kita diberikan langsung amanah baik oleh orang lain, pemimpin maupun pemerintah maka akan terasa
bagaimana beratnya hakekat dari amanah itu.
Amanah itu
bisa berupa jabatan yang mesti kita laksanakan dengan sepenuh hati tanpa
mengecewakan pimpinan, bisa berupa amanah tuk mengabdi kepada negara (PNS/Honorer)
dengan melaksanakan pekerjaan yang sudah diberikan dengan dedikasi yang lebih
tinggi dengan cara adil baik kepada setiap siswa,rekan maupun karyawan ditempat
kita mengabdi dan bisa berupa
benda/makhluk hidup(istri) yang harus kita jaga selama hidup kita.
Dan yang
terberat diantara amanah itu adalah menjaga istri. Kenapa menjaga istri
dikatakan berat? Coba bayangkan sejenak bagaimana perjuanganmu untuk
mendapatkan sang pujaan yang kini menjadi istrimu. Bayangannya selalu menghiasi
pikiranmu kemanapun dan apapun yang kamu lakukan. Rasa dag dig dug hatimu selalu
berdetak di atas normal manakala akan bertemu dengannya atau mengunjungi
rumahnya untuk sekedar berbicara ngalor ngidul. Ungkapan rasa kagummu
terhadapnya baik terhadap busananya maupun wajah alaminya yang zelita manis ayu
melebihi hasil bidikan kamera maupun hasil editan software photoshop maupun
software 360.
Semuanya
itu mesti kau tahan dan selalu kau rasakan dalam keseharianmu karena belum
adanya keberanian untuk mengungkapkan rasa hatimu kepadanya.
Setelah kau
ungkapkan kepadanya dan hatimu merasa plong setengahnya walau sesaat apakah
pikiranmu masih bisa tenang? Ternyata belum tenang karena jawaban yang kau
nantikan belum dia berikan apakah “YES or NO”. bagaimana bila jawabannya
NO/menolak, apakah kau sanggup menghadapi episode selanjutnya? Atau bagaimana
bila jawabanya YES/setuju, apakah kau sanggup untuk menahan cobaan godaan
syetan yang akan selalu menghampirimu untuk berbuat dosa dalam masa-masa
pendekatan itu?
Do’a, usaha
dan peningkatan pemahaman akan agama saja yang sanggup engkau lakukan untuk
menata diri agar jangan sampai terjeremban ke lembah dosa yang selalu di
harapkan oleh syetan dan tetap selalu iringi keimananmu dengan bersedekah baik
hatimu dalam keadaan sedih maupun senang. (selasa,20150317 23:50 WITA ) (Alfuad Gapuki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar