Rabu, 25 Maret 2015

Lupakan Kebaikanmu Tapi Ingat Janjimu

Saat hati dalam suasana senang terkadang kita begitu bersemangat membantu orang lain, keluarg dan sahabat walaupun pada saat itu mereka belum membutuhkan bantuan dari kita namun begitu hati kita lagi tidak mood atau hati kita lagi bermusuhan dengan orang lain disitu terkadang kita kembali mengungkit apa yang telah kita berikan bantuan kepada orang lain.


Mengungkit-ungkit apa yang telah kita berikan kepada orang lain  akan sangat melukai perasaannya  dan bisa jadi itu akan menimbulkan dendam kesumat pada diri orang yang  telah kita bantu. Semua orang pasti akan merasa sakit hati entah dia orang kaya maupun orang tidak mampu bila apa yang telah kita berikan kembali kita ungkit-ungkit lagi dan lebih sakit hati lagi pada saat itu terdapat banyak orang.

Kalau memang niatnya membantu ya  bantu sekalian ra usah di ingat kembali apalagi sampai dijadikan senjata pamungkas untuk menyakiti orang yang telah kita bantu. Coba bayangkan bagaimana perasaan kita bila kita berada dipihak mereka, pasti merasa sakit hati bukan?? Bisa jadi kita akan nangis darah bila dipermalukan seperti itu.

Yang mesti kita ingat-ingat selama hidup ini adalah hutang dan janji yang telah kita lakukan dan ucapkan. Jangan pernah meremehkan akan hutang dan janji karena keduanya paling mudah dan paling sering orang melupakannya malah sengaja melupakannya dan terkadang bersyukur sekali kalau orang tempat kita berhutang maupun yang telah kita berikan janji benar-benar lupa.

Hal seperti  ini kalau dibiarkan terus menerus akan menjadi kebiasaan yang mendarah daging dan akan sulit orang lain mempercayai kita kembali. Untuk itu sekecil apapun hutang maupun janji yang telah kita lakukan mesti kita bayar dan tunaikan kepada orang lain biar kita selamat didunia dan diakhirat. Bukankah dalam agama Rasulullah telah mewanti-wanti kalau janji itu adalah hutang yang mesti kita lunasi dan kalau kita mati kita belum melunasinya maka hutang dan janji itu akan menjadi penghambat kita untuk masuk kedalam surga.

 Kepada siapapun baik kepada orang dewasa maupun anak kecil kita mesti menempati janji yang telah kita ucapkan apalagi terhadap siswa/I kita, orang yang kita cintai maupun terhadap istri tersayang kita.


Saatnya kita belajar melupakan kebaikan yang telah kita lakukan dan menempati janji yang telah kita ucapkan. Kalau bukan sekarang kita belajar kapan lagi? Kalau bukan kita yang memulainya siapa lagi??? (SMKN 3 MTR saat uji kompetensi 12 TEI 2015, Rabu, 20150325; 10:04  (Alfuad Gapuki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar