Jumat, 19 April 2013

UJIAN NASIONAL 2013 YANG MENGGEMASKAN SISWA


Kalau ada orang yang bilang tahun ini adalah tahun yang  penuh dengan peristiwa besar yang melanda negara kita tercinta ini, memang ada benarnya juga dan bisa jadi ini suatu kebetulan yang berulang-ulang dengan beda peristiwa.

Demikian pula dengan peristiwa besar dan baru pertama kali terjadi dalam sejarah dunia pendidikan di Indonesia yaitu amburadulnya pelaksanaan Ujian Nasional 2013. Yang menjadi kambing hitam dalam peristiwa ini adalah percetakan yang kalah tender tapi mendapatkan proyek untuk penggadaan lembar soal dan jawaban untuk 11 Provinsi di Wilayah Tengah dan Timur Indonesia.


Di Nusa Tenggara Barat juga mengalami penundaan  Ujian Nasional yang semula akan di mulai hari Senin kemudian di undur menjadi hari kamis. Pada hari hari Kamis jam 07.00 WITA siswa/I banyak yang sudah datang ke sekolah/madrasah dengan persiapan yang sudah matang ternyata Ujian Nasional kembali di tunda lagi waktunya dan di undur menjadi jam 13.00 WITA. Setelah selesai melaksanakan sholat Dhuhur, para siswa/I kembali ke dengan penuh percaya diri ke sekolah untuk bersiap menghadapi Ujian Nasional  yang tertunda tadi pagi, tapi apa yang di dapatkan setelah berkumpul di sekolah/madrasah? Kembali para siswa/I mendapatkan info yang ke-3 kalinya kalau pelaksanaan Ujian Nasional akan di mulai jam 15.00 WITA.

Bayangkan betapa gundah gulanaya para siswa/I ini dalam menghadapi Ujian Nasional 2013, mereka di oper kesana kemari bagaikan bola yang di mainkan oleh pemain Real Madrid Cristian Ronaldo(CR7). Semua jadi pusing berjamaah oleh amburadulnya Ujian Nasional 2013 ini, mulai dari siswa, guru, panitia lokal, panitia daerah dan masyarakat. Jangan heran bila banyak para siswa/santri yang menangis karena kecewa sudah melaksanakan persiapan dengan matang ternyata kembali lagi di undur pelaksanaannya.

Para pemegang kekuasaan dalam hal ini menteri pendidikan hanya bisa menyalahkan pihak percetakan yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan. Masyarakat hanya bisa diberikan tontonan dari media cetak, televisi dan elektronik bagaimana saling menyalahkan antara menteri pendidikan dengan pihak penerbit.

Membandingkan bagaimana prilaku para pejabat di negara kita dengan negara Jepang dalam bersikap  bila gagal melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sungguh sangat tak bisa dibandingkan sama sekali. Kalau di negara Jepang bila pejabatnya gagal dalam bertugas mereka berani langsung mengundurkan diri tapi kalau dinegara kita tercinta ini mereka akan menimbang, memilih dan memutuskan siapa yang akan di jadikan kambing hitam. Hmmm.. (Alfuad Gapuki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar