Sejak mulai beredar informasi tentang
wafatnya sang Ulama Kharismatik TGH. Muhammad Mustofa Umar Abdul Aziz jam 11.00
WITA(rabu,1/5/2014) di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya melalui SMS(Sort
Message Service) maupun pengeras suara di masjid-masjid, masyarakat mulai
berduyun-duyun datang menuju rumah duka di Pondok Pesantren Al Aziziyah Kapek
Gunungsari Lombok Barat NTB.
Segala persiapan
untuk menyambut jenazah Sang Ulama Kharismatik yang rencananya akan datang sekitar jam 21.00
segera di persiapkan. Halaman pondok yang berada disebelah timur Masjid mulai
dibersihkan oleh para santri secara gotong royong dan pemasangan teroppun segera
dipasang dengan lokasi tepat berada di tengah-tengah halaman ponpes.
Masyarakat yang
datang secara sepontan dan berkumpul di masjid maupun di aula rumah induk
tempat biasanya Almarhum memberikan pengajaran tafsir Al Qur’an setiap hari
Jum’at maupun Ahad pagi mulai membaca surat yasin dan dzikir baik secara
perorangan maupun secara berkelompok sampai Jenazah Almarhum datang.
Begitu mendengar
suara sirine dari ambulance yang datang, masyarakat yang sudah berkumpul dengan
tanpa ada komando segera bangkit dan berhamburan keluar untuk menyambut
kedatangan Jenazah. Mobil ambulance yang membawa jenazah dari Bandara
Internasional Lombok tidak bisa langsung masuk ke rumah duka karena tertahan
oleh terop yang telah dipasang ditengah-tengah lapangan.
Besarnya animo
masyarakat yang ingin membawa keranda jenazah Almarhum untuk dibawa masuk
kerumah duka menyebabkan pihak keluarga kewalahan untuk memasukkan Jenazah
langsung ke kamar yang sudah disiapkan. Rasa cinta, rasa kehilangan dan
emosional bersatu padu pada masyarakat yang datang melayat maupun dari pihak
keluarga menyambut kedatangan jenazah sang ulama kharismatik penghafal Al
Qur’an.
Rasa cinta dan
rindu masyarakata yang ingin melihat langsung wajah teduh sang ulama
kharismatik penghafal Al Qur’an buat yang terakhir kalinya menyebabkan
masyarakat saling berdesakan masuk di ruangan yang sudah ditentukan yang berada
ditengah rumah induk. Akibat banyaknya masyarakat yang masuk menyebabkan
ruangan menjadi sumpek dan panas sehingga menyebabkan pihak keluarga mengambil
tindakan untuk membatasi masyarakat yang masuk.
Akibat saling
berebutan mau masuk dan tak mau mengalah menyebabkan sempat terjadi ketegangan
dipintu masuk tapi setelah Ustadz H. Fathul Aziz masuk di ruangan tempat
Almarhum diistirahatkan dan pintu sebelah barat dibuka sebagai jalan keluar
buat pelayat yang melihat almarhun yang terakhir kalinya, keteganganpun menjadi
mereda dan pelayatpun mendapatkan kesempatan untuk melihat dengan puas.
Sekitar jam 02.00
WITA(jum’at,02/05) jenazah almarhumpun dimandikan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi meludaknya para pelayat
yang datang setelah shubuh nanti dan tenggang waktu antar jam 02.00 – 04.00 itulah para pelayat diperkirakan belum datang.
Setelah selesai
sholat shubuh tampak para pelayatpun mulai berdatangan dan puncaknya setelah
selesai sholat jum’at. Puluhan ribu pelayat yang berasal dari pelosok desa yang
ada di Lombok berdatangan memenuhi pondok pesantren Al Aziziyah Kapek untuk
melakukan sholat sunnat mayyit maupun belangar
(membawa beras buat keluarga yang ditinggal).
Saking banyaknya
masyarakat yang datang melayat menyebabkan pelaksanaan sholat mayyit dibatasi
hingga waktu sholat Ashar tiba dan ada sekitar 77 kali sholat sunnat mayyit
dilaksanakan secara berjamah yang dipimpin oleh para tuan guru yang datang dari
seluruh penjuru pulau Lombok.
Banyaknya
masyarakat yang datang melayat menyebabkan masjid yang ada di Pondok pesantren
tidak bisa menampung keseluruhan masyarkat, tidak ada tempat kosong di masjid
yang tidak diisi oleh masyarakat yang akan melaksanakan sholat Ashar,
sampai-sampai tempat menaruh sandal diarea masjidpun dijadikan tempat untuk
melaksanakan sholat Ashar dan malah sampai ditengah lapangan pondok yang sudah
dipasangin tenda.
Setelah sholat
Ashar selesai dilaksanakan, jenazah almarhumpun
di keluarkan kembali untuk di sholatkan kembali buat yang terakhir
kalinya bagi jamaah yang baru datang. Begitu selesai sholat mayyit
dilaksanakan, masyarakat yang ada dishap depan masjidpun kembali berebutan
untuk mengangkat keranda mayyat yang digunakan. Dan proses perjalanan keranda
mayyat yang diangkatpun mengalai kesulitan untuk dibawa keluar karena banyaknya
masyarkat yang ada didalam masjid maupun yang ada di sepanjang jalan menuju ke
pemakamann keluarga. Pelan tapi pasti akhirnya jenazah almarhumpun sampai di
lokasi pekuburan keluarga yang sudah disiapkan.
Tampak hadir di
pemakaman Gubernur NTB Bp. Dr.TGH.Muhammad Zainul Majdi, Bupati Lombok Barat Bp. DR. H. Zaini Arony, M.Pd, para Tuan Guru, Tokoh Masyarakat, Para
Pejabat Lombok Barat dan masyarakat se-lombok. Sedangkan Walikota Mataram Bp.
TGH. Ahyar Abduh terlihat datang setelah acara pemakaman selesai dilaksanakan
dan beliau langsung melaksankan sholat Mayyit di atas pekuburan Sang Ulama Kharismatik.
Walaupun puluhan ribu
masyarakat yang hadir dalam acara pemakaman tersebut, prosesi pemakaman
berjalan dengan lancar hingga akhir acara. Rasa haru akan kepergian sang ulama
kharismatik memuncak pada saat putra sang ulama kharismatik Ust. H.Fathul Aziz
penghafal Al Qur’an membacakan Talqin. Banyak pengiring jenazah yang ada
dipemakaman terlihat menitikkan air mata haru akan kepergian sang ulama
kharismatik selama-lamanya.
Selamat jalan sang
ulama kharismatik Lombok TGH. Muhammad Mustofa Umar Abdul
Aziz Al Hafiz, betapa besar jasamu
buat masyarakat Indonesia dan semoga apa yang telah engkau ajarkan kepada kami
bisa kami amalkan dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini dan semoga
ada generasi yang menggantikan engkau di tengah masyarakat. Aamiin. (Alfuad Gapuki)
Tunggu tulisan berikutnya tentang biografi Sang Ulama Kharismatik
Lombok Penghafal Al Qur’an………..
dan foto prosesi pemakaman bisa dilihat dblog papuqfotografi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar