Senin, 06 Agustus 2018

Gempa dan Isu Tsunami Bagi Masyarakat Dasan Agung Mataram

Menurut para orang tua yang kami dengar langsung, Gempa yang terjadi malam Senin (Ahad, 5/8/2018) merupakan gempa terbesar yang pernah terjadi selama ini dan akibat gempa itu banyak meninggalkan trauma bagi masyarakat dan kerusakan bangunan tempat tinggal.


Gempa besar yang kami rasakan khususnya di Lingkungan Gapuk Dasan Agung Mataram terjadi saat para jamaah sholat Isya' Masjid At Takrim Gapuk sedang melakukan Tahiyatul Akhir,  pada saat tahiyatul akhir itu terjadi gempa yang sangat besar terasa hingga kubah masjid At Takrim gapuk yang baru selesai di Las terdengar seperti suara rantang nasi yang jatuh dengan suara yang sangat keras terasa mau ambruk dan aliran Listrik PLN mati total sehingga terasa sangat mencekap sekali dan disaat itulah sang imam sholat isya' pun kabur meninggalkan para jamaah dan para jamaah semakin bingung apakah akan melanjutkan sholat sendiri atau memutus sholat untuk ikut kabur,  akhirnya para jamaah mengikuti imam ikut kabur juga untuk meminimalisir kecelakaan antar jamaah dan memutuskan sholat isya' yang tinggal salam ke kanan saja.

Semua jamaah berkumpul di luar masjid hingga gempa mereda dan begitu gempa mereda terlihat banyak jamaah wanita yang sudah tua terlihat lemas dan ada yang pingsan, setelah di amankan baru kami melaksanakan shilay Isya' lagi secara berjamaah berdua walaupun  dalam masjid dalam keadaan gelap gulita dan di pertengahan rakaat kedua ada dua orang yang ikut berjamaah. 

Selesai sholat berjamaah dan kami sedang berdzikir inilah terdengar suara ribut masyarakat yang ketakutan karena adanya tsunami yang sudah mengenai Ampenan sehingga masyarakat kebin bawak Ampenandan masyarakat yang berada di Barat kota Mataram pada mengungsi ke timur dan banyak yang menuju ke Islamic Center NTB. Bagi Masyarakat Gapuk khususnya ada juga yang ikut mengungsi ke Timur dan banyak juga yang mengungsi ke masjid Gapuk.

Di masjid Gapuk terlihat masyarakat sudah mulai berebutan mau naik ke lantai dua dan lantai tiga Masjid,  tidak ingin terjadi korban jiwa akibat berdesakan, kamipun para jamaah muda masjid At takrim berinisiatif untuk mengatur warga agar tertib naik ke lantai dua  sambil berdzikir dan istigfar dan Alhamdulillah masyarakat bisa mengikuti arahan kami sehingga bisa mengurangi suasana horor yang terjadi. Bila ada masyarakat yang menangis maka kami perintahkan untuk berdzikir agar tidak mempengaruhi masyarakat yang lain dan agar suasana tetap aman terkendali walaupun sebenar dalam keadaan yang mencekam.

Untuk keselamatan warga yang mengungsi ke lantai atas,  kami memberikan cahaya darurat lewat senter HP terutama untuk menyinari tangga masjid yang belum ada dipasang pegangannya di pinggir tangga.  Kita sangat kuatir akan terjadi korban jiwa akibat terjatuh dari tangga baik saat naik maupun saat turun.

Setelah terasa agak aman,  kini timbul masalah mengenai makanan dan minimum buat para warga yang mengungsi baik yang ke masjid maupun yang ke pinggir kali Jangkoq maupun yang ke pesantren.  Tidak mikir lama akhirnya kami para jamaah muda membelikan dan mengirim air dus gelasan buat masyarakat yang ada di masjid At Takrim Gapuk, yang ada di depan puskesmas Dasan Agung, yang ada di pinggir kali Jangkoq dan yang ada di pinghir jalan sekitar Lingkungan Gapuk atsu tepatnya yang berkumpul di depan Pesantren Darul Hikmah Gapuk.

Saat membagikan minuman inilah ada yang minta Nasi maupun roti karena belum makan sama sekali karena para warga ini takut masuk rumah mau mengambil makanan, kamipun tercengang mau belikan dimana dan uangnya darimana lagi? uang yang ada di dompet kami cukup untuk beli air dus gelasan karena itu yang kami anggap vital dan bisa untuk banyak warga yang mengungsi.

Melihat kebahagian para warga yang kami kasih air minum semakin membuat kami lebih bersemangat lagi mengantarkan minuman dan kebahagian itu tidak dapat kami ceritakan dengan kata-kata,  hanya dengan perasaan yang kami bisa rasakan akan kebahagiaan itu.

Yang kehilangan anak kecilpun  ada yang datang mencari anaknya di masjid gapuk namun kami anjurkan untuk mencarinya terlebih dahulu ke Islamic Center NTB karena kemungkinan besar anak-anak itu ikut berjalan bersama warga yang lain menuju ke Islamic Center NTB dan kami janjikan kalau ada anak kecil yang kami tidak kenal akan kami suruh tinggal dulu sambil menginformasikan ke orang tuanya.

Sampai adzan shubuh berkumandang masih terlihat warga yang tetap berkumpul di pinggir jalan Dasan Agung dan yang berjalan pulang dari arah Islamic Center NTB.
Semoga dengan musibah gempa yang berkekustsn 7 Skala Riecter ini bisa membuat kita bertobat dan bisa membuat kita lebih dekat kepada Alloh SWT.  Aamiin.
Walloohua'lam bissawaab

Gapuk Dasan Agung,  20q180806  16.17 WITA  by: AlFuad Gapuki
catatan :
1.  kurban jiwa yang meninggal = 1 orang warga gapuk selatan atas nama Opan dan sudah dimakamkan sore tadi
2. rumah rusak di Gapuk Utara tepatnya disebelah utara masjid Gapuk milik saudara Firman
3. sumber foto dari foto sendiri, Fb fai sepeng dan saudara Agus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar