Keinginan untuk ziarah menggunakan sepeda atau gowes ke Pancor ini sudah lama terbersit dalam hati semenjak bulan Ramadhan setelah membaca buku "Keagungan Pribadi Sang Pencinta Maulana" buku kedua trilogi cinta Maulana.
Selama bulan Ramadhan, selalu penulis melakukan latihan dan pemanasan dengan sepeda menggunakan gigi besar pada sepeda. Dengan Rajin bersepeda ke Islamic Centre Hubbul Wathon NTB setiap ada waktu sholat dan setelah selesai sholat terkadang bersepeda mengelilingi jalan udayana atau ke SMKN 3 Mataram lalu balik lagi ke rumah dan itu tetap menggunakan gigi besar yang di depan dan di belakang sepeda. Hal ini kami lakukan untuk melatih kekuatan fisik semata.
Setelah selesai Ramadhan pun penulis tetap melakukan pemanasan dengan bergowes ke Bukit Korea Lombok Barat, Pantai Senggigi dan hutan Mangrove Lembar Lombok Barat ikut membantu meringankan beban, kami tidak ingin mengalami kelelahan yang sangat karena lokasinya yang lumayan jauh dan jalan yang dilalui penuh dengan tanjakan yang itu bisa menguras banyak tenaga.
Dan Tepatnya pada hari Ahad (30/7/2017) sekitar jam 06.15 WITA penulispun berangkat sendiri dari rumah di Lingkungan Gapuk Dasan Agung menuju ke Lingkungan Oloh untuk membeli 3 bungkus Nasi kuning sebagai sarapan. setelah dapat Nasi kuning kemuduan dilanjutkan ke Narmada dan istirahat di Masjid Narmada sambil sarapan. tepat jam 07.40 WITA berangkat ke Masbagek dan istirahat di Masjik Jamik Al Akbar Masbagek. waktu yang penulis tempuh sekitar 2 jam tanpa istirahat, setelah istirahat sejenak baru kemudian dilanjutkan ke Pancor menuju Makam Maulana SYEKH TGKH MUHAMMAD ZAENUDDIN ABDUL MAJID.
Di makam ini juga terlihat banyak masyarakat yang berziarah dan sekaligus ikut HULTAH NWDI KE-82 dan HAUL ALMAGHFURULLOH yang ke-20. Lokasi Makam masih dalam kompkeh SMAS NW PANCOR namun letaknya di sebelah barat pintu masuk utama, sedangkan acara HULTAH NWDI di pusatkan di gedung utama SMAS NW PANCOR.
Banyaknya jamaah yang ikut menghadiri HULTAH NWDI ini bikin takjub dan geleng kepala, siapa yang menggerakkan mereka untuk hadir? Walloohua'lam tapi yang jelas ini pasti panggilan hati bagi para "pecinta" terhadap yang "dicintai", ini tidak bisa dilogikakan dengan akal karena ini panggilan hati. Sebagaimana penulis sanggup bersepeda/gowes seorang diri ke Pancor dengan menggunakan sepeda gunung/MTB untuk berziarah ke makam Maulana Syekh.
Gowes Religi to Pancor ini merupakan gowes yang paling berkesan dan yang paling menantang yang pernah penulis lakukan dan gowes yang paling banyak terucap dzikir di mulut selama dalam perjalanan. Walloohua'lam bissawaab.
Masyarakat yang berziarah di makam Maulana Syekh |
Makam Istri dan Menantu Maulana Syekh |
di Lokasi Makam Maulana Syekh |
Suasana HULTAH NWDI |
Masjid jamik Al Akbar Masbagik |
Bendungan Lotim |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar