Fungsi masjid itu
seharusnya digunakan untuk keperluan ibadah dan keperluan bagi masyarakat
banyak yang berkaitan dengan hal-hal yang positif. Demikian juga halnya dengan
speaker masjid atau orang menyebutnya “TOA” masjid mestinya digunakan untuk mengumandangkan
Adzan atau memanggil orang tuk sholat berjamaah kemasjid.
Namun akhir-akhir ini
malah suara Adzan untuk waktu Dhuhur dan Ashar lebih sering tak terdengar dari
masjid At Takrim Gapuk dan justru suara musik yang lebih banyak terdengar mulai
dari musik bernuansa Arabic(biar terdengar lebih islami) hingga musik dangdut
bang Haji Rhoma Irama.
Suara musik ini pun terkadang
mulai di putar sejak jam 07.15 Wita hingga jam 17.00 Wita. Waktu istirahat
pemutaran musik ini mulai mendekati waktu sholat Dhuhur dan Ashar. Begitu waktu
sholat Dhuhur dan Ashar hampir tiba, musik pun berhenti total diputar dari
speaker masjid dan akan kembali diputar lagi setelah selesai sholat berjamaah
dari masjid kampung sebelah.
Yaris suara adzan Dhuhur
dan Ashar tidak terdengar lagi di masjid At Takrim Gapuk dan kalau pun ada
terdengar suara Adzan Dhuhur dan Ashar yang tiba-tiba yang dikumandangkan oleh
marbot masjid, biasanya setelah selesai mengumandangkan Adzan, si marbot
langsung menghilang dan berkumpul kembali dengan para pekerja yang bergotong
royong membangun masjid.
Mungkin akan ada yang
bertanya-tanya kenapa marbot masjid kembali berkumpul dengan para pekerja yang
bergotong royong membangun masjid? Ini dia aneh bin ajaibnya, seharusnya kalau
sudah terdengar suara Adzan dari speaker
masjid, para pekerja yang bergotong-royong dan marbot segera menghentikan sejenak
pekerjaannya untuk ikut sholat berjamaah di masjid At Takrim Gapuk namun yang
terjadi malah pada cuek bebek melanjutkan pekerjaannya yang bisa mereka
kerjakan. Mereka mengutamakan pekerjaannya yang mereka kerjakan dimasjid itu
dari pada melaksanakan perintah Alloh untuk sholat.
Bagaimana dengan para
ustadz, haji dan orang yang berilmu di Lingkungan Gapuk? Ini yang lebih aneh
lagi, justru ada salah seorang ustadz malah tidak menyuruh para pekerja untuk
istirahat sejenak untuk sholat dan malah si ustadz tersebut justru pulang di
saat ada warga yang sholat berjamaah berdua di masjid At Takrim Gapuk. Dan kelakuan
para pekerja di masjid juga tidak menunjukkan toleransi terhadap orang yang
sholat berjamaah di masjid tersebut dan justru terkesan sengaja membuat gaduh
mengganggu orang yang sholat berjamaah.
Mengenai diputarnya musik
dangdut di masjid At Takrim Gapuk ini juga pernah ada salah seorang Haji yang
memprotes agar jangan memutar lagu dangdut di masjid tapi yang terjadi malah
kebanyakan warga yang ikut gotong royong justru menyalahkan pak haji yang
memprotes tersebut dan merekapun membuat
pernyataan pembenaran “ biar lebih semangat bergotong-royong di masjid”.
Jreeng…..ini mungkin tanda-tanda
akhir jaman yang terjadi di Lingkungan Gapuk, musik dangdut di putar
keras-keras tapi adzan Dhuhur dan Ashar di Liburkan dan Iqamat pun malah ada
yang melarang agar jangan menggunakan
speaker atas karena jaman Nabi Iqamat itu suaranya hanya di dengar oleh para
jamaah saja bukan oleh masyarakat umum. Lha…Orang yang melarang ini malah
jarang sholat berjamaah ke masjid koq bisa-bisanya melarang muadzin iqamat
menggunakan speaker atas dan di saat speaker atas masjid di gunakan untuk
memutar suara musik dangdut koq malah orang yang melarang ini diam
membisu??????
Ampuni mereka ya Alloh
yang tega memutar musik dangdut dari rumahMU dan ampuni para ustadz dan orang
yang berilmu di masyarakat kami yang diam membisu mencari aman sendiri karena takut
dianggap tidak pro terhadap pembangunan masjid saat ini. Dan kuatkan iman kami
dan berilah kami kesabaran melihat masjid kami yang masih kuat dan kokoh di
rusak dan di bangun lagi agar terlihat lebih mewah dan megah walaupun jamaah
sholat fardunya hanya di hadiri oleh puluhan warga kami dan malah jumlah tiang
masjid kami lebih banyak dari jumlah jamaah sholat fardhu. Walloohu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar